Langsung ke konten utama

Kuantifikasi Potensi Diri

Sumber gambar

Oleh: Ence Surahman

Salah satu kecakapan yang penting dimiliki oleh setiap orang adalah kecakapan menganalisis. Kegiatan menganalisis dapat dilakukan dengan berbagai metode yang disesuaikan dengan objek yang dianalisis. Terdapat beberapa metode analisis yang dapat digunakan. Yang paling familiar salah satunya adalah analisis SWOT. Namun yang akan saya bahas bukan tentang prosedur analisis metode tersebut, melainkan benang merah yang menjadi poin kunci dari semua proses analisis dan terkadang orang tidak melakukannya. Akibatnya hasil analisanya menjadi kurang tepat.

Dari semua proses dan metode analisis, tujuan yang hendak dicapainya adalah terkumpulnya data dan informasi mengenai objek yang dianalisis. Sebagian besar orang cukup mengumpulkan informasi berupa uraian deskriptif yang cenderung general atau hanya pada bagian permukaan saja. Padahal seyogyanya proses pengumpulkan data dan informasi dilakukan secara cermat, mendalam dan jelas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan formula yakni kuantifikasi potensi.

Kuantifikasi potensi berarti proses memperoleh, mentabulasi, dan menampilkan data dan informasi secara kuantitatif. Artinya deskripsi atau tampilan data dan informasi dijabarkan dalam bentuk angka-angka. Sebagai contoh perusahaan sedang melakukan analisis sumber daya manusianya, kemudian di peroleh informasi 30% berasal dari latarbelakang bidang pemasaran, 20% dari bidang keuangan, 30% dari bidang manajemen, dan sisanya dari berbagai latarbelakang keilmuan lainnya. Sepintas informasi itu cukup jelas, namun kekurangannya hanya menampilkan informasi yang umum.

Apabila kita gunakan pendekatan kuantifikasi potensi, maka dilakukan pendalaman data dan informasi selanjutnya. Misalnya dari 30% SDM yang berasal dari bidang pemasaran, kita buat pendalaman data mengenai asal kampus, potensi keahlian yang utama dan pendukung, selanjutnya pengalaman bidang pemasaran yang pernah dilakukan, data tingkat keberhasilan dalam menjalankan pekerjaan dan mencapai target pemasaran. Semua data tersebut kita buat dalam bentuk infografis yang memudahkan untuk dipahami.

Contoh sederhana yang dapat dilakukan secara personal adalah kuantifikasi potensi diri. Banyak orang yang berhasil dalam mencapai target impian pribadinya karena dirinya pandai menggunakan analisa potensi diri, sehingga ia dapat membuat visi, misi dan aksi dalam hidup secara terukur dan terencana. Di sisi lain tidak sedikit orang yang tidak berhasil dalam mewujudkan impian hidupnya dikarenakan proses kuantifikasi potensi diri yang tidak benar. Akibatnya jangankan orang lain, dirinya sendiri belum tentu dapat mengukur tingkat kemampuan dan potensi dirinya berbasis data yang terukur.

Pendekatan kuantifikasi potensi diri bermanfaat dalam mengalisis tingkat kecakapan personal. Hal ini dapat dilakukan oleh pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha, dan masyarakat umum. Memang dalam proses idealnya kita perlu melakukan proses penelitian dan pengkajian potensi diri, kemudian kita jabarkan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik. Namun dalam kondisi yang sederhana kita dapat melakukan analisa diri melalui proses refleksi dan perenungan. Proses self asking (bertanya pada diri sendiri) kemudian menjawab dan menganalisis jawaban sendiri juga dapat menjadi solusi.

Secara teori proses kuantifikasi potensi diri dapat kita hubungkan dengan teori metakognisi. Dalam bahasa agama ada konsep penghisaban diri. Proses penghisaban diri bukan hanya dapat kita gunakan dalam konteks evaluasi amal baik dan amal buruk, melainkan dapat digunakan untuk mengukur potensi kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman diri sendiri. Dengan demikian kita dapat melakukan proses kuantifikasi potensi dalam berbagai kesempatan dan keadaan.

Dalam konteks yang lebih besar dan luas, formula kuantifikasi potensi akan sangat berguna dalam proses analisis potensi institusi atau suatu program dalam sebuah lembaga. Berdasarkan pengalaman penulis dalam proses akreditasi sekolah, bahkan program studi perguruan tinggi, semua instrumen yang dijadikan alat ukur penilaian dikembangkan dengan metode kuantitatif. Tentu tujuannya sudah dapat ditebak yakni untuk memudahkan penilaian secara objektif.


Dengan demikian untuk menghasilkan data dan informasi yang jelas, tepat dan akurat diperlukan kemauan yang tinggi dan ketekunan untuk mengkajinya secara mendalam. Pendekatan kuantifikasi potensi menjadi penting dilakukan. Selamat mencoba.

Garut, 25 November 2017
Selamat Hari Guru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB TENTANG KURIKULUM

Ence Surahman (0800201) Mhs. Konsentrasi Pendidikan Guru TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 1. Dari penelusuran saudara mengenai pengertian kurikulum dari berbagai sumber, jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat: a. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum yang saudara ketahui! Dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran yang disusun oleh tim dosen MKDU Kurikulum Pembelajaran, dan juga dari berbagai artikel-artikel di internet yang membahas tentang dimensi-dimensi kurikulum, dapat saya tuliskan sebagaimana berikut ini: 1. Dimensi kurikulum sebagai suatu gagasan (Ide), mengandung makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya 1, saya tambahkan bahwa yang dimaksud kurikulum sebagi ide itu adalah dalam termuat maksud bahwa kurikulum berdasarkan hasil penelitian, analisis, pengamatan dan pengalaman sebagai sumber gagasan dan pemiki

Tanya Jawab Seputar Inovasi Pendidikan

By: Ence Surahman 1. Jelaskan pengertian; Invensi, diskoveri dan inovasi dengan contohnya masing-masing! Jawab: Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia. Contohnya penemuan dalam bidang pendidikan, meliputi teori-teori belajar, atau penemuan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya komputer dalam membantu memudahkan aktivitas manusia. Diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, hanya belum diketahui orang. Contohnya penemuan benua, pada dasarnya benuanya sudah ada, hanya baru ditemukan oleh seseorang dan baru dipublikasikan. Atau penemuan palung laut yang terdalam, sebelumnya palung itu sudah ada. Namun karena belum ditemukan jadinya belum diketahui khalayak dan setelah ditemukan barulah bisa diketahui oleh orang banyak. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),

SOAL DAN JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DIJAWAB OLEH: ENCE SURAHMAN (0800201) MAHASISWA SEMESTER IV KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK  PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN AKADEMIK 2010   SOAL DAN JAWABAN.  1. Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong dan membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan secara berpikir ilmiah serta menanamkan tugas saudara, Jelaskan model pembelajaran apa ( dapat lebih dari satu) yang dapat membentuk kemampuan siswa tersebut, dikaji dari) 1. Konsep, 2, karakteristik dan filsafatnya 4, tingkat (usia) berapa tahun sebaiknya siswa menguasi kemampuan tersebut Jawaban: Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa. a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)/ (Learning Basic Problem Model) Pembelajaran berbasis masalah adalah pola pembelajaran individu yang menuntut individu itu untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan intelegensinya untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konste